Minggu, 14 Agustus 2011

Maaf, Saya Sambil Menulis Ya...

Siang tadi aq bersama dengan rekan, katakan saja namanya “T”, datang ke kantor salah satu anggota DPRD di Kabupaten “X”, bernama “AA” (tidak bisa saya tuliskan demi kenyamanan dan etika).
Aku dan rekanku T, sampai di kantor beliau sekitar jam 09:00 WIB sesuai dengan janji yang sudah kami sepakati 2 (dua) sebelumnya dengan tuan AA di atas. Sampai di lobby gedung DPRD kami disambut oleh anggota Pol PP yang berjaga di depan pintu masuk.
“Selamat pagi pak, ada yang bisa dibantu?” Tanya Pol PP pada kami.
“Selamat pagi pak”, jawabku spontan sambil berjabat tangan dengan 3 orang Pol PP yang berjaga-jaga itu.
“Kami ingin ketemu Pak AA, beliau sudah datang?” tanyaku sopan kepada Pol PP itu.
“Ooo…Pak Ketua belum datang pak, silahkan ditunggu pak. Mungkin tengah hari beliau datang, seperti biasa pak.” Kata Pol PP dengan tetap memberi senyuman pada kami berdua.
Tuan AA yang akan kami temui ini adalah Ketua DPRD Tk II Kabupaten. Artinya, orang nomor 1 di Gedung Dewan ini.
“Belum datang ya..” ujarku spontan, bernada kecewa.
“Silakan ditunggu pak”, ujar salah seorang Pol PP dan mempersilahkan kami masuk dan menunjukkan ruang tunggu.
“ Kemarin janji nya memang jam 9 pagi kan? “, tanyaku pada T.
“Yah, jam 9 pagi dia minta kita datang ke kantornya”, jawab T padaku sambil kami berjalan dan duduk di ruang tunggu.
Setengah jam berlalu tanpa ada kegiatan berarti yang kami lakukan di ruang tunggu.
“Ini jam karet juga DPRD, ga beda ama instansi pemerintah yang lain”, kataku pelan pada T, kuatir didengar orang-orang sekitar.
T yang juga sepertinya merasa sudah mulai bosan, mengeluarkan handphone nya dan berkata “ Coba aku telpon bentar.”
T pun mulai menghubungi nomor tuan AA. “Tidak aktif”, kata T kesal sambil mecoba menelpon lagi.
“Gak aktif bro”, kata T padaku sambil memasukkan kembali handphone itu ke dalam kantungnya. Kami pun hanya bisa diam dengan pikiran kami masing-masing.
Aku dan T sedikit banyak kesal juga, jauh-jauh datang dari Jakarta sejak pagi hanya untuk menunggu seperti ini. Padahal masih banyak pekerjaan lain yang harus kami lakukan.
“Ayo jalan keliling melihat gedung dewan ini”, tiba-tiba T berdiri tanpa sempat aku menjawab.
Aku pun berdiri dan mengikutinya.
“Dari pada bosan menunggu, lebih baik keliling-keliling, siapa tau ada cewek cakep yang lagi jomblo butuh bantuan..haha…”, kata T kepadaku mencoba mencairkan suasana.
“Hahaha…PNS lagi ya..” ucapku menimpali.
Kami berjalan masuk semakin jauh bahkan sampai ke tempat yang aku pikir tidak pantas untuk dimasuki oleh tamu.
“Apa boleh kita masuk ke mari?” tanyaku pada T, kuatir juga jangan sampai ditegur dan disangka yang tidak2.
“Ini kan Gedung dewan wakil rakyat, artinya gedung ini milik rakyak. Boleh dong rakyat kecil seperti kita masuk dan melihat-lihat”, jawab T begitu entengnya.
Namun aku kurang setuju dengan pendapat T, tapi karena tidak ingin berdebat aku memilih untuk diam dan tidak menanggapi.
“Kita ke warung aja, menunggu disana sambil ngopi” usulku pada T. Daripada berjalan semakin masuk ke dalam ruang-ruang gedung dewan ini, aku mencoba mengusulkan hal lain pada T yang kelihatan bosan kalau hanya duduk-duduk saja. Tentu saja karena juga aku tidak ingin berjalan-jalan tidak menentu di gedung ini, yang memang cukup besar.
Saat itu aku melihat jam dinding yang ada di gedung dewan itu menunjuk hampir jam 10:00. Sudah hampir 1 jam kami disini, tapi belum bertemu dengan tuan AA.
Kami pun melanjutkan “pekerjaan” dengan menunggu di warung tepat di seberang pintu depan gedung Dewan. Sengaja kami memilih posisi yang langsung menghadap ke pintu masuk, supaya bisa melihat kalau-kalau ketua dewan sudah datang.
“Kalau kita disini dari mana kita tau kalau pak AA sudah datang?”, tanya AA padaku sambil melihat sekeliling.
“ Kita lihat aja kalau ada mobil yang paling mewah dan bagus masuk ke dalam, pasti dia la itu.” Jawabku enteng pada T.
“Teori dari mana itu? Emangnya ketua dewan harus seperti itu?”
“Bukan teori, tapi kebiasaan ketua dewan kan memang begitu, selalu ingin tampil beda dengan anggota dewan yang lain, ketua gitu loohh…haha…”, jawabku pada T sambil tertawa.
Hampir satu jam lebih kami menunggu di warung itu sambil menikmati kopi hangat dan gorengan. Kopi dan gorengan sudah hampir habis, tapi belum ada tanda-tanda kedatangan pak ketua dewan. Kesabaranpun juga sudah hampir habis, karena nomor tuan AA ini masih juga tidak aktif ketika T mencoba menghubungi.
“ Ketua dewan kurang ajar juga ini”, kataku pada T yang hanya bisa diam.
“ Makin tak respek aku ama anggota dewan ini, tidak ada satu hal pun yang membuat aku bisa respek melihat anggota dewan.” Ucapku berbicara sendiri karena sepertinya T tidak peduli.
“ Kita dalam posisi yang membutuhkan sekarang, sabar aja la”, tiba-tiba T menimpali dengan sedikit pasrah.
Jam menunjukkan pukul 11:45 ketika sebuah mobil Fortuner Hitam masuk dan berhenti di depan pintu masuk gedung dewan.
“Kurasa itu mobilnya”, kataku pada T yang juga melihat mobil itu masuk.
Dari posisi kami berdiri, terlihat tiga orang Pol PP tadi menaruh hormat dan membukakan pintu mobil.
“Sepertinya memang dia tuh”, kata T padaku yang memang pernah berjumpa langsung dengan tuan AA, jadi masih ingat perawakan nya.
Kami pun segera menuju kembali masuk ke gedung dewan, setelah membayar tagihan di warung tadi.
Sampai di depan pintu masuk, karena ingin memastikan, aku bertanya pada Pol PP yang berjaga tadi.
“ Silahkan pak, pak ketua sudah datang”, jawab nya sambil menyodorkan daftar hadir khusus untuk ketua dewan. Kalau menghadap ketua dewan harus mengisi daftar nota hadir rupanya. Selesai mengisi, Pol PP tadi mengantar kami ke ruang ketua dewan, dan melapor pada ajudan ketua.
“ Silahkan duduk dulu pak, saya lapor pada bapak dulu”, kata ajudan itu mempersilahkan kami duduk di ruang tunggu.
Sepuluh menit berselang, ajudan itu keluar lagi dan mempersilahkan kami masuk ruangan ketua. Ruangan nya begitu luas dan rapi serta kelihatan mewah. Lantainya berlapis karpet yang kelihatannya cukup mahal.
“Selamat siang pak”, ucapku sambil menyodorkan tangan memberi salam.
“Selamat siang, silahkan duduk”, ucapnya ringan sambil mempersilahkan kami duduk di depan meja kerjanya. Tanpa merasa bersalah dia tersenyum dan mengatakan baru selesai rapat di kantor bupati.
“Bagaimana? Ada yang mungkin bisa saya batu?” tanya nya pada kami sambil menulis sesuatu pada berkas-berkas yang dipegangnya.
“Maaf ya, saya sambil menulis..berkas-berkas ini masih banyak yang harus saya periksa”, ucapnya pada kami seperti meminta ijin untuk tetap menulis sembari berbicara pada kami.
Melihat respon seperti ini, aku menilai dia tidak menghargai kedatangan dan keberadaan kami. Tujuan kedatangan kami pun tidak lagi menjadi hal utama yang kupikirkan. Bagaimana seorang wakil rakyat bisa berlaku seperti itu, berbicara sambil menulis dan mengoreksi berkas?! Apa tidak bisa menyisihkan waktu barang setengah jam untuk melayani warganya? Apakah setengah jam itu begitu berharganya?! Kami yang datang membawa nama instansi, diperlakukan seperti seperti tidak dianggap ada, bagaimana lagi kalau yang datang adalah rakyat kecil yang menuntut hak dan keadilan..??! Wajarlah memang banyak rakyat yang lebih memilih datang ke gedung dewan beramai-ramai melakukan demo agar didengar, karena mereka sadar ketika datang secara resmi, mereka tidak akan pernah dianggap ada dan mungkin hanya dianggap angin lalu seperti yang kami alami ini.
Pembicaraan berikutnya dengan Pak AA, tidak lagi kuikuti karena aku sudah lebih dulu meminta ijin keluar dengan alasan ke kamar kecil.
“Mengapa aku harus menghormati orang yang bahkan tidak menaruh hormat pada tamunya?”, kataku dalam hati sembari berjalan keluar ruangan meski belum ada 1 menit aku berada di ruangan itu.
Memang tidak pernah ada hal yang membuatku bisa respek melihat anggota dewan…sampai hari ini.

Can U Speak Indonesia?

Siang itu aku berangkat menuju ke sebuah Plaza di pusat kota Jakarta untuk service notebook ku yang sudah tertunda-tunda sekitar 2 mingguan. Perjalanan kumulai dari Terminal Pondok Labu menuju ke Blok M kemudian disambung dengan busway menuju plaza tersebut.

Di halte busway Blok M siang itu seperti biasa cukup panas dan ramai oleh penumpang yang mengantri dan menunggu datangnya bus transjakarta (biasa kita sebut busway la..). Kucoba melihat sekeliling, dan melihat orang-orang disini sibuk dengan lamunannya sendiri sembari menunggu datangnya bus. Sama dengan yang lainnya, aku pun mulai menyibukkan diri dengan lamunan dan rencana yang akan kulakukan hari ini, sampai akhirnya perhatianku teralihkan oleh perbincangan dua orang beda usia yang berdiri tidak jauh dari tempatku berdiri.

“I want to Kalideres, where should I turn ? “

tanya seorang perempuan tua pada pemuda yang berpenampilan rapi dan tampaknya berpendidikan. Wanita tua itu tampak kurus dan lusuh dengan sandal jepit melekat pada kakinya dan sebuah dompet warna cokelat di genggaman tangan kanannya. Sepintas terlihat dia mungkin baru datang dari kampung, mungkin untuk mengujungi keluarganya.
“ From here, you transit at Harmoni station and take the busway to Kalideres”
jawab pemuda itu dengan rasa heran yang tak bisa disembunyikan tergambar di wajahnya yang berkulit putih sembari memegang kacamata yang dipakainya.

Bukan hanya dia, aku yang mendengar pun heran, bagaimana seorang nenek yang “maaf” penampilannya sangat terlihat “kampungan” , bertanya dengan bahasa Inggris yang menurutku sangat “fasih”, lancar dan tidak terkesan grogi.

“Transit at Harmony and then to Kalideres..??!” Ujar si nenek coba meyakinkan pernyataan pemuda tadi.

“Yah…”, ujarnya singkat.
“There is no other choice except transit in Harmony..?” Tanya si nenek kembali pada pemuda itu, yang sepertinya masih penasaran dan ingin tau lebih banyak atau karena tertarik pada pemuda itu...?!

“No, you must transit before to Kalideres…”

jawab si pemuda muda itu untuk coba meyakinkan kembali.

Di tengah perbincangan mereka itu, aku berpikir apakah si nenek benar-benar tidak tau sehingga bertanya, atau cuman sekedar ingin menunjukkan pada orang lain bahwa dia “pintar” berbicara bahasa Inggris..?!

“Are you college..?”
kembali si nenek bertanya pada pemuda tadi, yang tampaknya memulai topik baru untuk berbicara.
Sepintas aku lihat dia agak sedikit gugup menjawab pertanyaan itu, mungkin karena ia grogi untuk bicara dalam bahasa Inggris di tengah keramain orang di halte busway ini. Tidak mungkin juga dia menjawab dengan bahasa Indonesia...pikirku...!
“Yah..in University of Indonesia....UI...!” kudengar ia menjawab itu.
Wah…ini menarik..pikirku..., ternyata dia mahasiswa UI, dan kemampuan berbahasa Inggrisnya sedang diuji oleh seorang perempuan tua “kampungan”...aku jadi ingin tau kelanjutannya...
“Ooo..in Depok..?! UI in Depok..?!” si nenek bertanya kembali padanya.
“Yah..in Depok…” Ujarnya singkat.
Terjadi perbincangan singkat tentang UI di antara mereka, sampai aku mendengar pemuda itu berkata :
“ Can you speak Indonesia..???”
Tanya pemuda itu pada si nenek, mungkin karena tampaknya ia mulai gerah atau mungkin merasa “kalah” pada si nenek itu.

"Why you speak Engglish..??"
“My Engglish is not good, speak in Indonesia please…” ujarnya itu pada si nenek.
Menurutku dia tidak bisa lagi melanjutkan pembicaraan dalam bahasa Inggris, untunglah busway segera tiba dan ia tidak perlu lagi dicerca pertanyaan oleh si nenek tadi.
Namun, sebelum masuk ke dalam busway aku masih sempat melihat dan mendengar si nenek berkata

“ I like speak in Engglish.....!”,
ujarnya sambil tersenyum menatap pemuda lawan bicaranya tadi, dan berjalan masuk ke dalam bus.
Aku pun hanya bisa tersenyum dalam hati mendengar ia berkata begitu dengan rasa percaya diri yang tinggi.

Meskipun semua yang dikatakan nya tadi belum tentu benar dalam hal tenses, namun kemampuannya berbicara dengan lancar tanpa tergagap (seperti orang pada umumnya ) yang selalu diselingi dengan kata Ehmm…Ehmm… membuatku merasa malu juga...hehe...
Di dalam bus, kulihat pemuda tadi tidak ingin duduk bersebelahan dengan nenek tadi meskipun pada saat itu, bangku di sebelah nenek itu terlihat kosong. Kulihat ia lebih memilih menjauh, mungkin karena tidak mau melayani pertanyaan nenek itu lagi….
yah….mungkin saja…haha....:)

Dalam hati aku berpikir, jika seorang perempuan tua seperti itu saja masih berani untuk berdialog dalam bahasa Inggris di tempat umum, mengapa kita sebagai orang muda (yang notabene katanya sebagai penerus bangsa) justru malu untuk melakukannya? atau mungkin karena tidak tau?

Mungkin kita punya jawaban masing-masing....

Senin, 19 Oktober 2009

Tanah dan Right of Ways (ROW)

Salah satu bagian penting dalam tubuh Prokitring DKI Jaya dan Banten untuk mendukung kinerja perusahaan adalah Pertanahan dan ROW. Tim tanah dan ROW ini adalah yang pertama sekali terjun langsung ke lapangan untuk survey maupun sosialisasi langsung ke masyarakat. Baik itu untuk pembebasan lahan maupun sosialisasi tentang SUTT/SUTET. Berdasarkan KEPPRES No.55 Tahun 1993, untuk pembebasan lahan yang luasnya lebih dari 1 Ha dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh PEMDA, sedangkan untuk lahan yang luasnya kurang dari 1 Ha cukup dilaksanakan oleh panitia yang dibentuk oleh Pemimpin Proyek Induk.

Secara umum yang menjadi urutan kerja Tim Tanah dan ROW adalah sbb:
1. Survey lapangan
Merupakan tahap paling awal dari urutan kerja tim tanah dan ROW. Pada tahap ini, tim survey akan bergerak ke lapangan berdasarkan data-data yang telah terdokumentasi sebelumnya. Tim akan melakukan survey terhadap rencana jalur tower transmisi maupun lokasi Gardu Induk(GI). Hasil survey ini akan dituangkan dalam bentuk gambar dan dokumen yang akan digunakan selama proyek.
Lingkup pekerjaan survey topografi dan pengukuran profil memanjang adalah :
a. Pengukuran situasi sepanjang jalur transmisi.
b. Pengukuran profil memajang dan AS jalur :
- Jarak horizontal / alighment.
- Titik vertikal / long sec profile
- Plotting tower.
- Besar dan arah sudut.
c. Pengukuran situasi tapak tower.
d. Menggambar tower spotting untuk keperluantpwer schedule.
e. Pematokan letak tower.
f. Membuat laporan hasil survey.

2. Inventarisasi
Dalam konteks pengadaan tanah, inventarisasi merupakan kegiatan menginvetarisir kepemilikan tanah, bangunan maupun tanaman yang berada tepat pada lokasi rencana pembangunan tapak tower/tanah yang akan dibebaskan. Untuk mengetahui kepemilikan tanah ini, dapat ditanyakan secara langsung pada kepada desa atau lurah setempat, dimana si pemilik akan menunjukkan bukti kepemilikan tanah tersebut. Bila tanah untuk tapak tower akan dibebaskan, lain halnya untuk tanah, bangunan maupun tanaman yg berada di bawah jalur kabel. Tanah, bangunan atau tanaman itu tidak akan dibebaskan, tetapi hanya diberikan kompensasi sesuai dengan keputusan menteri pertambangan dan energi No. 975.K/47/MPE/1999.
Besarya nilai kompensasi yang diberikan pada pemilik tanah, bangunan dan tanaman adalah :
= Optimalisasi lahan x indeks fungsi lahan x status tanah x NJOP 10%

3. Sosialisasi,
Usai melakukan inventarisasi dan telah mendokumentasikan semua berkas-berkas yang diperlukan. Langkah selanjutnya adalah melakukan sosialisasi terhadap pemilik lahan. Sosialisasi ini sangat diperlukan untuk memberi pengarahan pada masyarakat akan pentingnya keberadaan tower transmisi untuk mendukung perekonomian negara yg pada akhirnya juga akan meningkatkan taraf hidup orang banyak. Rakyat di pedesaan yang pada umumnya berpendidikan rendah, harus dilakukan pendekatan yang lebih baik, karena mereka sangat mudah untuk dipengaruhi oleh pihak ketiga yang biasanya mencari keuntungan sendiri. Masuknya pihak ketiga ini biasanya akan berpengaruh terhadap harga pembebasan tanah maupun nilai kompensasi yang lebih tinggi yang harus dibayarkan oleh PLN. Inilah masalah klasik yang selalu dihadapi oleh tim tanah dan ROW dalam hal pembebasan lahan. Dibutuhkan ide-ide kreatif untuk mangatasi masalah-masalah seperti ini.

4. Musyawarah Harga,
Usai sosialisasi keberadaan transmisi/GI yang akan di bangun di lingkungan warga, dan pada akhirnya mendapat lampu hijau dari warga/pemilik lahan, maka tim tanah dapat mulai melakukan musyawarah kesepakatan harga. Sebelum melakukan negosiasi harga, tim tanah akan lebih dulu melakukan survei tentang kisaran harga tanah di daerah tersebut. Dengan begitu, tim akan punya dasar untuk melakukan nego harga, selain tentu saja berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku. Daftar nama pemilik tanah, tanaman dan bangunan yang berada di tapak tower maupun di bawah jalur beserta harga /meternya, semua akan dituangkan dalam Daftar Nominatif yang menjadi acuan untuk melakukan pembayaran.

5. Pembayaran
Setelah mendapatkan dana, tim tanah dapat melakukan pembayaran berdasarkan daftar nominatif yang telah dibuat. Jika jumlah warga dinilai terlalu banyak untuk melakukan sekali pembayaran, maka dapat diatur jadwal untuk melakukan 2 kali pembayaran.

Seperti telah dijelaskan di atas sebelumnya, bahwa untuk pembebasan tanah yang luasnya melebihi 1 Ha, maka akan dilakukan oleh panitia yang dibentuk oleh PEMDA dan biasa disebut dengan TIM 9.
Tim 9 ini terdiri dari :
1. Sekretaris daerah
2. Dinas tata ruang
3. Dinas pertanian, perkebunan dan kehutanan.
4. BPN (Badan Pertanahan Nasional)
5. Camat
6. Lurah
7. PLN
8. Asisten tata praja
9. Dinas penataan dan pengawasan bangunan

Adapun tugas dari panitia pengadaan tanah adalah :
a. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitan nya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan.
b. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya akan dilepaskan dan diserahkan serta dokumen yang mendukungnya.
c. Menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan dilepaskan/diserahkan.
d. Memberi penjelasan/penyuluhan kepada masyarakat yang terkena rencana pembangunan dalam bentuk konsultasi publik baik melalui tatap muka, media cetak, maupun media elektronik agar dapat diketahui oleh masyarakat yang terkena rencana pembangunan.
e. Mengadaka musyawarah dengan para pemegang hak atas tanah dan atau pemerintah daerah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan atau besarnya ganti rugi.
f. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan ganti rugi kepada para pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada di atas tanah.
g. Membuat berita acara pelepasan atau penyerahan hak atas tanah.
h. Mengadministrasikan dan medokumentasikan semua berkas pengadaan tanah dan menyerahkan pada pihak yang berkompeten.




Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, tim pengadaan tanah harus bekerja sesuai aturan dan tahap-tahap yang telah menjadi ketentuan dalam hal pengadaan tanah.

Secara umum, alur yang dilalui oleh tim pengadaan tanah adalah sbb :

1. Tim tanah terlebih dahulu akan mengumpulkan dokumen untuk mengurus perijinan (AMDAL, UPL, UKL).
2. Dokumen perijinan tersebut kemudian akan ditandatangani oleh Asman Tanah & ROW serta Manager sebelum dilanjutkan ke tahap berikutnya.
3. Dokumen ini kemudian akan diserahkan ke Pemda terkait untuk dilakukan verivikasi.
4. Berdasarkan dokumen yg diserahkan oleh PLN ini, pemda terkait akan mengeluarkan ”ijin survey”, sebagai dasar hukum bagi PLN untuk melaksanakan pekerjaan survei di lapangan.
5. Dari hasil survei yang dilaksanakan oleh tim survey di lapangan, akan diperoleh rencana lokasi tapak tower. Kemudian tim ROW akan membuat permohonan ijin lokasi ke pemda setempat yang terlebih dulu mendapat approve dr Asman yang bersangkutan.
6. Setelah mendapatkan ijin penetapan lokasi dari Pemda setempat, tim tanah dapat melanjutkan ke langkah berikutnya,yakni sosialisasi ke masyarakat setempat tentang rencana pembangunan tapak tower.
7. Usai tahap sosialisasi, tim tanah kemudian akan melanjutkan pada tahap negosiasi harga tanah kepada pemilik tanah yang sah. Dalam tahap ini, tim tanah harus mengecek pasaran harga tanah di lokasi tersebut dan disesuaikan dengan ketetapan pemerintah. Tahap ini biasanya akan cukup alot, karena kedua pihak ingin bertahan pada penewran masing-masing.
8. Jika telah tercapai kata sepakat mengenai harga, maka akan dibuatka BA kesepakatan harga antara PLN dan masyaakat, disaksikan oleh PEMDA terkait.

Setelah tim pengadaan tanah selesai melaksanakan tugasnya da tapak tanah telah bebas, maka pembangunan tapak tower dapat dimulai. Pada tahap ini, tim teknis akan lebih banyak berperan dalam pembangunan fisik pondasi maupun erection tower. Setelah pembangunan fisik tower selesai, selanjutnya tim ROW akan mulai masuk dan mendata bangunan, tanah dan tanaman yang berada di sepanjang jalur transmisi untuk memberikan kompensasi kepada pemiliknya.
Alur proses ROW secara umum adalah sebagai berikut :
1. Setelah pengadaan tanah dan konstruksi pondasi selesai, tim ROW akan membuat surat pemberitahuan ROW yang telah disetujui oleh Asman/anajer terkait dan disampaikan pada pemda setempat.
2. Kemudian, tim survei akan mulai action plan pengukuran dan inventarisasi terhadap jalur transmisi dan memetakan rumah serta tanah warga yang berada di bawah jalur didampingi oleh pihak dari kelurahan.
3. Hasil survei ini akan berupa gambar situasi sepanjang jalur yang akan dicek dan di approve oleh Asman/Manajer.
4. Dari gambar situasi yang telah diapprove oleh ini, tim ROW akan mulai bergerak mendata dan mengukur kepemilikan tanah warga di bawah jalur. Bukti kepemilikan akan dicek berdasarkan Letter C, Girik, Sertifikat ataupun AJB. Hasilnya adalah daftar kepemilikan tanah, banguan dan tanaman yang berada di bawah jalur trasnmisi.
5. Dari daftar kepemilikan tanah ini, tim ROW akan melakukan sosialisasi kepada pemilik lahan tentang keberadaan dan fungsi yang dihasilkan dari keberadaan jalur transmisi tersebut.

Rabu, 19 Agustus 2009

Tahapan pembangunan SUTET / SUTT

Dalam pembangunan sebuah menara transmisi SUTET / SUTT, secara umum ada beberapa tahapan yang akan dilalui, meliputi :

1. Tahap Prakonstruksi .

a. Survei,

Meliputi pekerjaan survey di lapangan untuk menentukan posisi titik tapak tower. Selain itu juga dilakukan survey lingkungan untuk mengetahui tingkat kelayakan pembangunan tower transmisi ditinjau dr sisi lingkungan. Juga ditinjau dampak-dampak yang mungkin terjadi selama dan setelah beroperasinya tower tsb. Tinjaun lingkungan ini meliputi studi AMDAL, UKL, UPL.

b. Perijinan,

Perijinan ini terdiri dari pengurusan Ijin prinsip, ijin lokasi, ijin pemasangan dan ijin pengoperasian. Sebelum dimulainya pekerjaan di lapangan ada baiknya direksi memastikan bahwa semua ijin ini telah diajukan ke pemerintahan terkait. Hal ini untuk megantisipasi terjadinya gangguan pekerjaan di saat pembangunan.

c. Pembebasan lahan,

Setelah menentukan lokasi tapak tower serta ijin telah diberikan oleh pemda terkait, hal utama yang kemudian dilakukan adalah pembebasan lahan. Dilakukan setelah sebelumnya dilakukan sosialisasi pembangunan tower kepada para pemilik lahan. Negosiasi dilakukan antara PLN dengan warga pemilik lahan dengan musyawarah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tahap ini biasanya akan memerlukan waktu yang cukup lama, karena masalah di lapangan dalam hal pembebasan lahan cukup kompleks.

2. Tahap Konstruksi.

Merupakan tahap pembangunan secara fisik berupa pondasi tower dan erection serta penarikan kabel transmisi.

a. Mobilisasi tenaga kerja,

Tenaga kerja disini meliputi tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, tenaga pelaksana sekitar 50 orang serta tenaga pengawas. Untuk menjaga hubungan baik dengan warga sekitar lokasi pembangunan tower, disarankan agar pelaksana lapangan juga melakukan perekrutan tenaga kerja kasar dr penduduk sekitar. Tenaga kerja dr warga sekitar dapat diperbantukan sebagai helper untuk melangsir material ke lokasi pembangunan tower (site).

b. Mobilisasi alat dan material,

Alat dan material yang digunakan dalam pembangunan tower dibawa sampai ke lokasi yang terdekat dengan site. Selanjutnya, jika tidak memungkinkan dapat diangkut dengan tenaga manusia.

c. Pematangan lahan,

Ada kalanya lokasi site pembangunan tower merupakan lahan yanga masih alami ataupun merupakan lahan garapan warga. Lokasi tersebut harus terlebih dahulu di”matangkan” sebelum dimulai pekerjaan fisik. Hal ini meliputi land clearing berupa penebangan pohon/tanaman yang ada di lokasi tapak tower, juga pekerjaan cut and fill jika memang diperlukan. Untuk mempermudah transportasi, juga harus dibuat temporary road untuk kelancaran angkutan material ke lokasi.

d. Pondasi dan erection,

Setelah pekerjaan pematangan lahan selesai dilakukan, selanjutnya dapat dilakukan pekerjaan galian tapak pondasi. Bagian ini lebih terkonsentrasi pada pekerjaan sipil dimana seluruh pekerjaaannya mengacu pada gambar kerja. Peralatan utama yang digunakan disini adalah backhoe, alat pancang dan ready mix. Usai pengecoran pondasi, maka erection tower dapat dilakukan minimal 14 hari setelah pengecoran (untuk mencapai kuat tekan beton). Erection tower dilakukan potong demi potong perbagian tower dimulai dari bawah ke atas, cross arm dimulai dr bagian atas ke bawah, dirangkai dengan system baut dan dilakukan pengikatan dengan baut.

e. Penarikan konduktor / stringing,

Pekerjaan ini dilakukan setelah erection tower selesai dan isolator selesai dipasang. Penarikan konduktor dan kawat tanah dilakukan dari satu seksi ke seksi berikutnya secara berurutan dengan desain dari tension menara ke tension menara lainnya. Lokasi tension dipilih daerah terbuka dn cukup luas, karena lokasi tension ini merupakan tempat drum konduktor (4 drum konduktor), tension meter dan peralatan lainnya.

3. Tahap Operasi.

a. Operasi jaringan,

Tersedianya system jaringan yang disambung dengan system distribusi pengguna tenaga listirik, maka pemenuhan kebutuhan daya listrik untuk SUTET akan terpenuhi. Hal ini dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi perekonomian. Selama tahap operasi, transmisi akan menimbulkan medan listirik dan medan magnet pada radius tertentu dari kawat penghantar. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi transmisi 500 kV, yakni kuat medan listrik di bawah di bawah jaringan berada lebih kecil dari yang ditentukan WHO yakni 0.1 mT untuk medan magnet dan 5 kV/m medan listrik.

b. Pemeliharaan jaringan,

Pemeliharaan SUTET/ SUTT berkaitan erat dengan kelangsungan penyaluran tenaga listrik, kegiatan ini dilakukan sepanjang SUTET/SUTT secara berkala, meliputi pemeliharaan menara, penghantar ternasuk kelengkapannya dan ruang bebas (clereance).

4. Tahap Pasca Operasi.

a. Uprating / Upgrading,

Tahap pasca operasi adalah tahap kegiatan dimana usia ekonomis line transmisi telah tercapai, namun karena dilakukan pemeliharaan secara periodik maka transmisi tersebut masih layak operasi. Jika transmisi sudah tidak layak operasi baik karena factor usia maupun karena peningkatan beban yang pesat walaupun usia ekonomisnya belum tercapai, maka PLN akan melakukan uprating atau pembenahan lain nya agar layak dioperasikan lagi, maka akan dilakukan lagi tahap-tahap seperti yang telah diuraikan di atas.

b. Pembongkaran menara,

Pembongkaran menara dilakukan bila transmisi yang sudah ada akan digunakan untuk kebutuhan lainnya yang memerlukan menara yang lebih tinggi. Pembongkaran ini meliputi survey, pembongkaran tower, erection dan kembali dilakukan penarikan konduktor.

Dari berbagai sumber.

Jumat, 23 Januari 2009

Tips Tambah Semangat Kerja

1. Minum air putih yang cukup
Kadang karena terlalu sibuk kerja, kita suka lupa minum air putih. Padahal dehidrasi bisa bikin badan lemas loo. Tidak harus minum air putih sebanyak 8 gelas dalam sehari tetapi yang penting selalu minum air putih saat haus dan ditambah dengan beberapa gelas. Ganti kebiasaan minuman soda atau jus dengan minum air putih.

2. Makan cemilan yang sehat
Pilih cemilan sehat seperti buah apel, yogurt berkadar lemak rendah, roti bakar dengan selai kacang, dll. Makanan kecil yang kaya mineral ini dapat membuat kita tetap bersemangat sampai jam pulang kantor.

3. Hindari makanan berat
Di hari kerja, pada jam makan siang, sebaiknya Anda memilih makanan yang tidak terlalu berat kalorinya atau ganti saja dengan salad. Sesudahnya, cukup minum segelas air putih atau teh herbal agar tidak mengantuk dan tetap segar sampai sore hari.

4. Yuuk olahraga ringan
Sekali-sekali gerakkan badan dengan berjalan cepat. Tinggalkan meja, jalan berkeliling kantor untuk beberapa menit dan kembali lagi bekerja. Tidak lebih dari 10menit, waktu yang diperlukan agar badan segar kembali.

Minggu, 30 November 2008

C'box Pocket: Kalah di langkah terakhir

C'box Pocket: Kalah di langkah terakhir

Kalah di langkah terakhir

Hari ini 27 Nov, akhirnya hasil tes kesehatan PT.PLN akhirnya keluar juga. Dua minggu lebih aku dan teman2 yang lain menunggu dengan penuh rasa cemas dan hati yang tidak tenang.

Setiap hari aku selalu berdoa dengan penuh harap, agar Tuhan memberikan pilihan yang terbaik bagiku. Tentu saja dalam hati kecilku, aku sangat berharap untuk lulus tes ini. Setelah melewati 6 tahap ujian sejak bulan Agustus kulalui dengan kelulusan, ini adalah tahap paling akhir yang menentukan siapa2 yang layak untuk mengikuti DIKLAT.

Tapi, Tuhan memang berkehendak lain. Dengan sangat kecewa dan emosi yang hampir tak tertahankan, air mata ini pun tak lg tertahan untuk jatuh. Dari 451 nama yang tertera di website itu, aku tak menemukan namaku tertulis di sana. Sangat kecewa, trus terang aku sangat kecewa pada diriku dan sesaat aku kecewa akan Tuhan yang aku sembah.

Dengan tangan yang masih bergetar dan mata yang merah, sekali lagi aku coba memastikan melihat kembali nama2 itu..tp tentu saja sia-sia. Nama itu berurutan berdasarkan abjad, mudah untuk menemukan nama yang ingin kita cari..memang tidak salah…tidak ada namaku tetulis disana.
Artinya , sekarang aku termasuk dalam golongan orang2 yang juga sudah gagal di awal tes ini. Apalah beda nya gagal di awal tes dengan gagal di tes akhir ini?
Intinya sama saja, yaitu gagal masuk dan tidak memenuhi criteria yang diinginkan.

Semakin tinggi kita naik, rasa sakit saat terjatuh tentu rasa sakitnya lebih terasa daripada orang yg naiknya tidak tinggi. Teori sederhana yang mungkin aku alami saat ini.
Rasa kecewa ini tak bisa aku tutupi, apakah doa dan permohonanku pada Tuhan tidak tulus sehingga Ia tak berkenan mengabulkannya?! Hanya Dialah tau.

Hidup harus terus berjalan, aku tak bisa trus larut dalam rasa kecewa ini. Dalam segala hal, aku selalu mencoba untuk mengambil nilai2 positif yang bisa aku tangkap. Aku coba berpikir bahwa Tuhan telah memberiku kesempatan untuk mengaktualisasikan diriku di antara teman2ku. Meski akhirnya gagal, namun ada sedikit pengalaman yang bisa aku dapat disini. Aku harap akan berguna kelak.

Buat teman2 yang lulus, siapapun kalian yang aku tidak pernah kenal sebelumnya, aku ucapkan selamat buat kesuksesan kalian. Kuharap kalian bisa membawa serta mimpi2 kami untuk dapat melakukan yang terbaik bagi bangsa ini ke depan.

Sekarang aku harus memulai dari awal lagi, dan ntah sampai kapan aku akan tetap bekerja di PT. KOMET Konsorsium. Tetap yakin dan percaya, ada pilihan lain yang Tuhan sediakan bagi kita dan itu lah yang terbaik buat kita nantinya.
Amin..

Selasa, 25 November 2008

aku saat ini.

Ini sudah masuk akhir bulan November...namun aku blum merasa ada perubahan berarti dalam hari2ku. aku masih merasakan kekosongan yang sangat kosong. Natal juga sudah akan tiba, ntah ini Natal yang keberapa yang akan aku lalui dengan kesendirian.

Pekerjaan yang kulakukan setiap harinya pun mulai kurasa tak lagi punya makna. Bahkan untuk sekedar merencanakan hari esok yang lebih baik pun aku tak lagi punya spirit sedikitpun...

Semoga di taun yang baru nanti yang hanya tinggal menunggu waktu lebih kurang 1 bulan lagi, aku mengharapkan setitik cahaya tuk bisa menghangatkan jiwa.