Rabu, 19 Agustus 2009

Tahapan pembangunan SUTET / SUTT

Dalam pembangunan sebuah menara transmisi SUTET / SUTT, secara umum ada beberapa tahapan yang akan dilalui, meliputi :

1. Tahap Prakonstruksi .

a. Survei,

Meliputi pekerjaan survey di lapangan untuk menentukan posisi titik tapak tower. Selain itu juga dilakukan survey lingkungan untuk mengetahui tingkat kelayakan pembangunan tower transmisi ditinjau dr sisi lingkungan. Juga ditinjau dampak-dampak yang mungkin terjadi selama dan setelah beroperasinya tower tsb. Tinjaun lingkungan ini meliputi studi AMDAL, UKL, UPL.

b. Perijinan,

Perijinan ini terdiri dari pengurusan Ijin prinsip, ijin lokasi, ijin pemasangan dan ijin pengoperasian. Sebelum dimulainya pekerjaan di lapangan ada baiknya direksi memastikan bahwa semua ijin ini telah diajukan ke pemerintahan terkait. Hal ini untuk megantisipasi terjadinya gangguan pekerjaan di saat pembangunan.

c. Pembebasan lahan,

Setelah menentukan lokasi tapak tower serta ijin telah diberikan oleh pemda terkait, hal utama yang kemudian dilakukan adalah pembebasan lahan. Dilakukan setelah sebelumnya dilakukan sosialisasi pembangunan tower kepada para pemilik lahan. Negosiasi dilakukan antara PLN dengan warga pemilik lahan dengan musyawarah mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Tahap ini biasanya akan memerlukan waktu yang cukup lama, karena masalah di lapangan dalam hal pembebasan lahan cukup kompleks.

2. Tahap Konstruksi.

Merupakan tahap pembangunan secara fisik berupa pondasi tower dan erection serta penarikan kabel transmisi.

a. Mobilisasi tenaga kerja,

Tenaga kerja disini meliputi tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu, tenaga pelaksana sekitar 50 orang serta tenaga pengawas. Untuk menjaga hubungan baik dengan warga sekitar lokasi pembangunan tower, disarankan agar pelaksana lapangan juga melakukan perekrutan tenaga kerja kasar dr penduduk sekitar. Tenaga kerja dr warga sekitar dapat diperbantukan sebagai helper untuk melangsir material ke lokasi pembangunan tower (site).

b. Mobilisasi alat dan material,

Alat dan material yang digunakan dalam pembangunan tower dibawa sampai ke lokasi yang terdekat dengan site. Selanjutnya, jika tidak memungkinkan dapat diangkut dengan tenaga manusia.

c. Pematangan lahan,

Ada kalanya lokasi site pembangunan tower merupakan lahan yanga masih alami ataupun merupakan lahan garapan warga. Lokasi tersebut harus terlebih dahulu di”matangkan” sebelum dimulai pekerjaan fisik. Hal ini meliputi land clearing berupa penebangan pohon/tanaman yang ada di lokasi tapak tower, juga pekerjaan cut and fill jika memang diperlukan. Untuk mempermudah transportasi, juga harus dibuat temporary road untuk kelancaran angkutan material ke lokasi.

d. Pondasi dan erection,

Setelah pekerjaan pematangan lahan selesai dilakukan, selanjutnya dapat dilakukan pekerjaan galian tapak pondasi. Bagian ini lebih terkonsentrasi pada pekerjaan sipil dimana seluruh pekerjaaannya mengacu pada gambar kerja. Peralatan utama yang digunakan disini adalah backhoe, alat pancang dan ready mix. Usai pengecoran pondasi, maka erection tower dapat dilakukan minimal 14 hari setelah pengecoran (untuk mencapai kuat tekan beton). Erection tower dilakukan potong demi potong perbagian tower dimulai dari bawah ke atas, cross arm dimulai dr bagian atas ke bawah, dirangkai dengan system baut dan dilakukan pengikatan dengan baut.

e. Penarikan konduktor / stringing,

Pekerjaan ini dilakukan setelah erection tower selesai dan isolator selesai dipasang. Penarikan konduktor dan kawat tanah dilakukan dari satu seksi ke seksi berikutnya secara berurutan dengan desain dari tension menara ke tension menara lainnya. Lokasi tension dipilih daerah terbuka dn cukup luas, karena lokasi tension ini merupakan tempat drum konduktor (4 drum konduktor), tension meter dan peralatan lainnya.

3. Tahap Operasi.

a. Operasi jaringan,

Tersedianya system jaringan yang disambung dengan system distribusi pengguna tenaga listirik, maka pemenuhan kebutuhan daya listrik untuk SUTET akan terpenuhi. Hal ini dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi perekonomian. Selama tahap operasi, transmisi akan menimbulkan medan listirik dan medan magnet pada radius tertentu dari kawat penghantar. Persyaratan teknis yang harus dipenuhi transmisi 500 kV, yakni kuat medan listrik di bawah di bawah jaringan berada lebih kecil dari yang ditentukan WHO yakni 0.1 mT untuk medan magnet dan 5 kV/m medan listrik.

b. Pemeliharaan jaringan,

Pemeliharaan SUTET/ SUTT berkaitan erat dengan kelangsungan penyaluran tenaga listrik, kegiatan ini dilakukan sepanjang SUTET/SUTT secara berkala, meliputi pemeliharaan menara, penghantar ternasuk kelengkapannya dan ruang bebas (clereance).

4. Tahap Pasca Operasi.

a. Uprating / Upgrading,

Tahap pasca operasi adalah tahap kegiatan dimana usia ekonomis line transmisi telah tercapai, namun karena dilakukan pemeliharaan secara periodik maka transmisi tersebut masih layak operasi. Jika transmisi sudah tidak layak operasi baik karena factor usia maupun karena peningkatan beban yang pesat walaupun usia ekonomisnya belum tercapai, maka PLN akan melakukan uprating atau pembenahan lain nya agar layak dioperasikan lagi, maka akan dilakukan lagi tahap-tahap seperti yang telah diuraikan di atas.

b. Pembongkaran menara,

Pembongkaran menara dilakukan bila transmisi yang sudah ada akan digunakan untuk kebutuhan lainnya yang memerlukan menara yang lebih tinggi. Pembongkaran ini meliputi survey, pembongkaran tower, erection dan kembali dilakukan penarikan konduktor.

Dari berbagai sumber.